x

Salahkan Korban Pelecehan dalam Video Promosi, Komnas Perempuan Sebut Rabbani Sesat

3 minutes reading
Wednesday, 11 Jan 2023 11:54 0 118 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Brand Rabbani dikritik karena berpromosi dengan sederet kalimat yang menyudutkan wanita perihal pelecehan seksual. Di dalam kontennya, Rabbani menyebutkan, wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh dan mengundang pria untuk berpikiran buruk.

Ketika perempuan berpakaian minim. Jika terjadi pelecehan, siapakah yang salah? Posisi wanita tidak salah, jika dilihat dari sudut wanita karena setiap wanita berhak menggunakan pakaian apa pun. Jadi, laki-lakinya aja yang mesum. Namun, jika dilihat dari sudut pandang pria. Wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh. Tidak ada asap tidak ada api. Wanita dengan berpakaian terbuka akan mengundang seorang pria yang berniat berpikiran buruk,” tulis Rabbani dalam videonya.

Direktur Marketing Rabbani Ridwanul Karim memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. Karim mengatakan, konten viral yang menjadi perbincangan di Instagram Rabbani adalah jenis konten edukasi dan memang sering dibuat oleh Rabbani.

“Itu postingan di Instagram kita. Bervariatif, ada yang sifatnya edukasi, kajian, dan memang produk. Kalau postingan ini, masuknya ke postingan edukasi. Makanya bentuknya pertanyaan kan,” kata Karim, Jumat (30/12/2022) lalu.

Kemudian, Ridwanul kembali memberikan klarifikasi saat menjadi bintang tamu kanal YouTube Kasisolusi. Saat itu, dia menggunakan data statistik Komnas Perempuan yang menurutnya, mengatakan bahwa pakaian terbuka menjadi salah satu penyebab pelecehan seksual.

Tanggapan Komnas Perempuan

Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi angkat bicara setelah lembaganya disebut dan digunakan Rabbani untuk membenarkan penyimpangan dalam iklan promosi mereka.

Siti Aminah Tardi menegaskan, Komnas Perempuan selama 20 tahun (2003 – 2022) tidak pernah menyebutkan bahwa pakaian perempuan yang terbuka menjadi pemicu terjadinya kekerasan seksual.

Rabbani Disebut Menyesatkan

Lebih lanjut, Aminah mengatakan pernyataan dari Direktur Marketing Rabbani Ridwanul Karim yang disampaikan pada menit 02.05 – 02.25 di YouTube Kasisolusi menyesatkan. Sebab Ridwanul menggunakan data dari Komnas HAM Perempuan.

“Berkali-kali narasumber dan host menyebutkan nama “Komnas Perempuan” sebagai rujukan data yang dibahas. Juga enyebutkan faktor-faktor terjadinya kekerasan, termasuk cara berpakaian perempuan,” jelas Aminah.

“Berdasarkan pengaduan yang datang langsung ke Komnas Perempuan, pakaian perempuan tidak signifikan sebagai penyebab kekerasan seksual. Semua dapat terjadi pada perempuan berpakaian terbuka hingga pakaian tertutup. Demikian pula dalam hal usia, perempuan korban kekerasan seksual terentang mulai dari anak perempuan berusia 8 tahun sampai lansia,” lanjutnya.

Sekadar informasi, Komnas Perempuan sebagai Lembaga Negara Hak Asasi Manusia setiap tahun meluncurkan catatan tahunan (catahu). Catatan itu merupakan kompilasi data kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Dalam catahu Komnas Perempuan 2022, tercatat jumlah kekerasan seksual sebanyak 4.660 kasus, dengan pelakunya mayoritas orang-orang yang dikenal atau dekat dengan korban. Bukan orang tak dikenal yang tertuju pada busana tertentu.

“Oleh karena itu, penggunaan data Komnas Perempuan bahwa kekerasan seksual disebabkan oleh pakaian yang terbuka tidak benar. Itu merupakan disinformasi atau menyebarkan informasi menyesatkan. Hal yang dapat melanggar peraturan perundang-undangan,” tegas Aminah.

Pandangan tersebut juga menggambarkan rape culture yang menempatkan perempuan sebagai penyebab terjadinya pelecehan seksual atau kekerasan seksual. Komnas Perempuan menyatakan dengan tegas, menolak penyebutan data Komnas Perempuan untuk mendukung iklan yang disampaikan oleh Rabbani.

“Penyataan dalam iklan Rabbani merupakan tindakan misoginis dan melekatkan stigma bahwa perempuan adalah penyebab terjadinya kekerasan seksual. Rabbani dan Kasisolusi agar menarik iklan tersebut dan meminta maaf atas kesengajaan termasuk penyebutan menyesatkan pemirsa seolah informasi iklan tersebut berasal dari ‘data Komnas Perempuan’,” pungkasnya.

Komnas Perempuan menegaskan cara berpakaian wanita bukanlah penyebab terjadinya kekerasan seksual. Oleh karena itu, Siti Aminah Tardi menegaskan, para wanita seharusnya mengabaikan saja iklan Rabbani dan klarifikasinya yang viral di YouTube.

“Perempuan berhak mengekspresikan cara berpakaiannya. Berpakaian dengan berjilbab ataupun tidak berjilbab, berjilbab dengan berbagai bentuk jilbab maupun merk adalah sama baiknya dan tidak memiliki hubungan dengan kekerasan yang dialami korban kekerasan,” tandasnya.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x