x

Bersama ‘Lisa’, PLN Merajut Asa Hingga ke Pelosok Nusantara

5 minutes reading
Saturday, 13 Feb 2021 04:12 0 141 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Pengabdian tanpa batas untuk kenyamanan pelanggan, menjadi falsafah yang terus dijaga PT PLN (Persero). Untuk merajut asa demi energi berkeadilan, sekaligus membangun rasa percaya, semua itu secara konsisten dilakukan. Sehingga tekad membuat nusantara terang benderang bukan angan semata.

Pandemi yang melanda negeri akibat Virus Corona (Covid-19), nyatanya tak mampu mematikan langkah perusahaan ‘plat merah’ yang khusus menangani sistem elektrifikasi atau penyaluran energi dalam negeri tersebut untuk terus berbuat.

Semua terbukti, ketika PLN di bawah jajaran Unit Induk Wilayah Sumatera Utara (UIW Sumut) tetap berjuang mewujudkan komitmen mendukung proses pemerataan listrik mulai dari perbatasan Aceh, perbatasan Riau, perbatasan Sumatera Barat hingga ke Pulau Nias yang terpisah lautan.

Tantangan jadi makanan, rintangan diabaikan, bahkan menerobos hutan belantara sudah biasa dilakukan. Semua demi terwujudnya cita-cita PLN melalui program ‘Listrik Desa’ atau LISA, yang tak henti melakukan pembangunan jaringan hingga pelosok provinsi ini.

Apalagi, bukan hanya sebagai kebutuhan penting dalam kehidupan, listrik juga menjadi sarana utama dalam meningkatan perekonomian dan pemerataan pembangunan. Karena pada prinsipnya, sebagai kebutuhan primer, listrik tidak hanya dibutuhkan sebatas masyarakat perkotaan. Karena lebih dari itu, simbol kemerdekaan juga dibuktikan dengan elektrifikasi yang menyentuh hingga ke pelosok desa.

Jejak itu terlihat jelas ketika pembangunan jaringan dan penyaluran energi listrik menyentuh hingga ke pelosok Kabupaten Nias Selatan . Jalan terjal bebatuan cadas yang tak mudah dilalui, tak lagi dipikirkan menjadi penghalang.

Pada 17 Agustus 2020, tepat di Hari Kemerdekaan RI ke 75, masyarakat yang bermukim di Desa Fanedanu, Desa Sisiwa Ewali, Desa Lolozukhu, Kec. Ulu Idanotae. Desa Na’ai dan Desa Hilisaoto di Kec. Siduaori. Desa Sinar Susua, Kec. Somambawa dan Desa Hiliorahua Tasua, Kec. Susua, akhirnya bisa menikmati listrik.

General Manager PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra yang meresmikan langsung penyalaan (energize) listrik 7 desa itu mengatakan, ada 507 orang pelanggan yang mendapat pasokan elektrifikasi lewat program Lisa itu. Di tahun depan, kata Irwansyah, pihaknya melalui UP2K juga bertekad akan terus melistriki seluruh kawasan terpencil di Nias Selatan termasuk di pulau-pulau terluar yang memiliki tantangan.

Tentu tidak hanya Pulau Nias yang menjadi perhatian. Sebelumnya, pada Maret 2020 atau di awal-awal pandemi melanda, peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE), juga diwujudkan PLN UIW Sumut di Dusun Rumus, Desa Siantar Naipospos, Kec. Adiankoting, Kab. Tapanuli Utara (Taput) dan masyarakat Desa Suka Makmur, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailingnatal yang dilakukan penyalaan listrik secara serentak.

Kemudian, penyalaan listrik di kawasan sulit terjangkau oleh PLN UIW Sumut, juga dilakukan pada Mei 2020. Kala itu, masyarakat 3 desa yakni Desa Manuncang, Desa Panunggulan dan Desa Tengiang Julu, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailingnatal yang merasakannya. Selain itu, banyak juga kawasan lain yang selama ini tak terjangkau listrik, kini sudah menikmatinya buah kinerja perusahaan milik pemerintah tersebut.

Selanjutnya, mengawali tahun 2021, PLN UIW Sumut bersama Pemkab Tapanuli Utara, pada Jum’at, 22 Januari 2021 lalu, juga sukses melistriki secara setentak 9 dusun di pelosok kabupaten setempat.

Sebagai bentuk apresiasi, dalam prosesi energize yang dipusatkan di Dusun Torhonas, Desa Pardomuan Nauli, Kec. Adian Koting tersebut, tampak hadir Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan jajaran OPD, GM PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra, SRM SDM dan Komunikasi Edi Irawan, SRM Niaga Chairuddin, SRM Perencanaan Abdul Rohim, Manager PLN UP3 Sibolga Deni Fitrianto, pihak UP2K Sumut selaku pelaksana Listrik Desa, serta dihadiri Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Sumatera Utara, Dr HM Isa Indrawan.

Pada kesempatan itu, GM PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra mengatakan, ‘Lisa’  merupakan salah satu komitmen mereka untuk terus berbuat agar target menerangi hingga pelosok negeri bisa terealisasi sesegera mungkin.

“Meski medan yang cukup berat, tapi berkat dukungan bapak Bupati, stake holder serta masyarakat akhirnya kami bisa berbuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik,” ungkap Irwansyah.

Ia juga menjelaskan, sesuai dengan komitmen dan nota kesepahaman yang sudah ditandatangani pihaknya dengan Bupati, PLN bertekad akan menerangi seluruh Taput.

“Target itu akan kita upayakan semaksimal mungkin di tahun 2021 ini. Tadi pak Bupati pesan ada 8 kawasan yang masuk dalam super prioritas akan segera kita listriki,” sebutnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Nikson Nababan mengaku sangat senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan PLN, sehingga masyarakat bisa menikmati listrik.

“Saya sangat mengapresiasi GM PLN Sumut dan seluruh jajarannya yang begitu peduli dan merespon dengan cepat apa yang menjadi harapan masyarakat yang menjadi cita-cita sejak dahulu,” tandasnya.

Di samping itu, ia juga berharap agar dengan masuknya listrik tersebut, tidak hanya sekadar menerangi seluruh dusun, namun bisa membantu seluruh aktivitas dan mendongkrak perekonomian masyarakat.

Sementara, prosesi melistriki 9 dusun tersebut ditandai dengan penekanan tombol oleh Bupati Nikson Nababan bersama GM PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra yang dilanjutkan dengan penyalaan listrik lewat kwh meter yang terpasang di rumah masyarakat.

Alokasi Anggaran Lisa

Agar program Lisa bisa dilakukan secara berkesinambungan, PLN juga telah mengalokasikan anggaran suntikan dari pemerintah, dengan jumlah yang cukup fantastis.

Pada tahun 2019 silam, Manager Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UP2K) PLN UIW Sumatera Utara, Tumpal Hutapea yang menjabat saat itu pernah mengatakan, pihaknya telah menganggarkan Rp380 miliar untuk membangun Listrik Desa.

“Tahun ini (2019) untuk pembangunan listrik desa di Sumut ada Rp380 miliar. Anggaran itu akan digunakan membangun secara merata listrik desa di Pulau Nias yang tersebar di 4 kabupaten. Kalau di Sumatera Utara ada di Tobasa , Samosir dan Tapsel (Palas dan Paluta) itu lokasi dominan pembangunan listrik desa tahun ini,” terang Tumpal Hutapea kala itu di Bulan Maret 2019 dalam sebuah kegiatan di Sibolangit.

Tumpal juga mengakui, anggaran yang diberikan pusat tahun lalu lebih besar atau melonjak hampir 4 kali lipat, jika dibandingkan tahun sebelumnya (2018) yang hanya Rp100-an miliar. Namun, kendati anggaran tersedia, untuk membangun Lisa ini diakuinya cukup memiliki berbagai kendala dan tantangan.

Diungkapkannya, ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam penanganan listrik desa. Diantara kendala itu, paling dominan adalah akses jalan roda 4 yang tidak tersedia, izin penebangan pohon yang sulit seperti pohon pribadi, pohon perkebunan swasta dan BUMN dan adanya hutan lindung dan juga adanya geografis ekstrim atau sulit.

Meski demikian, dengan niat dan tekad kuat, satu persatu Pekerjaan Rumah (PR) itu sudah terwujud. Niat tulus dan tentunya berkat dukungan dari berbagai stake holder, semuanya bisa berjalan secara mulus.

Penulis/Editor : Yudhistira

(Tulisan ini disertakan dalam lomba  ‘PLN Journalist Award 2020’ dalam rangkaian HLN ke-75 kategori feature media online, dengan Tema : Terangi Negeri, Indonesia Maju)

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x