BICARAINDONESIA-Jakarta : Bali mengalami mati listrik massal (black out) pada Jumat (2/5/2025) sore. Mati listrik massal ini terjadi hampir di seluruh wilayah Bali.
Berdasarkan informasi tentang kelistrikan regional di Bali, mati listrik massal itu disebebkan gangguan pada pembangkit listrik unit rangkaian (LUR) dan komponen instalasi tenaga (KIT) di sejumlah pembangkit. Pembangkit tersebut meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk, PLTG Pemaron 1 dan 2, PLTG Pesanggaran 2, 3, 4, 5, dan 6, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sewa Pemaron.
Seluruh pembangkit listrik tersebut mengalami Trip atau penghentian operasi unit pembangkit secara otomatis karena gangguan atau kondisi abnormal pada sistem.
Menurut PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, iIndikasi awal gangguan terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang Unit 2, Kabupaten Buleleng, yang mengakibatkan terhentinya pasokan listrik ke sebagian wilayah Bali. Alhasil, listrik mulai padam secara massal sejak pukul 16.09 WITA dan menganggu aktivitas warga Bali.
Gangguan ini terasa mulai dari Kabupaten Badung di selatan hingga Kabupaten Buleleng yang terletak di utara.
“Saat ini terjadi gangguan sistem kelistrikan yang mengakibatkan terhentinya pasokan listrik di sebagian wilayah Bali. Pemulihan sedang dilakukan secara bertahap oleh petugas di lapangan,” ujar Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Bali, I Wayan Eka Susana, dalam keterangannya, Jumat (2/5).
Pukul 18.40 WITA, proses penormalan kelistrikan di Bali sudah mencapai 43 persen dengan beban yang berhasil dipulihkan mencapai 232 MW. Beberapa kawasan telah pulih secara bertahap, seperti di Kota Denpasar dan Badung Selatan.
Namun, pemadaman ini membuat lampu lalu lintas turut padam, sehingga terjadi kemacetan di sejumlah titik, terutama kawasan pariwisata. Bahkan, penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai juga terdampak oleh pemadaman massal tersebut.