x

Dampak Penggunaan Minyak Bumi Yang Merugikan Masyarakat

4 minutes reading
Friday, 9 Oct 2020 06:01 0 376 admin

Minyak bumi atau petroleum (bahan bakar fosil) yang merupakan bahan baku untuk bahan bakar minyak, bensin dan banyak produk-produk kimia, merupakan sumber energi penting. Karena minyak memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia.

Citra yang sangat negatif dari minyak adalah mirip dengan pembakaran batubara. Pemakaian bahan bakar minyak adalah kontributor terbesar untuk peningkatan CO² di atmosfir bumi. Tumpahan-tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker juga telah menyebabkan kerusakan berat pada lingkungan hidup bumi.

Dibalik manfaatnya untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik dan mudah, minyak bumi ternyata menyimpan dampak yang merugikan lingkungan. Dampak tersebut ditimbulkan oleh penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar.

Ada dua jenis pembakaran minyak bumi, yakni pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Pada pembakaran sempurna, hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbon dioksida dan air. Jika dalam bahan bakar tersebut mengandung nitrogen, sulfur, atau besi, pembakaran sempurna akan menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III) oksida.

Sedangkan pada pembakaran tidak sempurna, hidrokarbon yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon dioksida, gas karbon monoksida, air, dan beberapa senyawa lain seperti nitrogen oksida.

Gas-gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III) oksida mencemari lingkungan. Selain akibat pembakaran sempurna ataupun tidak sempurna, pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan bakar disebabkan juga oleh penambahan zat aditif (tetra ethyl lead/TEL) pada bensin untuk meningkatkan bilangan oktan.
a.Penggunaan TEL pada bensin TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal. Gejala yang diakibatkannya, antara lain: tidak aktifnya pertumbuhan beberapa enzim dalam tubuh, berat badan anak-anak berkurang, perkembangan sistem syaraf lambat, selera makan hilang, cepat lelah, dan iritasi saluran pernapasan.

b. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbo
Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut:

CxHy + O2(g) → C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat.

Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian.

Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO.

Akibatnya, Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian.

Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salahsatunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.

2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain.

Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%. Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan reaksi:

Katalis (Ni) 2 CO(g) + O2(g) → 2 CO2(g)
Untuk itu dengan adanya dampak negatif dari minyak bumi agar kiranya dari generasi genarasi penerus bangsa dapat membuat inovasi kendaraan ataupun mesin-mesin yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar untuk dapat berinovasi untuk menciptakaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan sehingga penggunaan minyak bumi tidak terlalu konsumtif dan menimbulkan dampak negatif.***

Profil Penulis :
Nama : Putri Sekar Ayu Diah Ningtyas
NIM : 4191151016
Prodi : Pendidikan IPA Universitas Negeri Medan

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x