x

Ditolak Masuk Australia, 13 WN Irak Terdampar di Rote Ndao NTT

2 minutes reading
Saturday, 17 Dec 2022 07:20 0 110 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Sebanyak 13 warga negara (WN) Irak terdampar di perairan Pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak beberapa hari lalu. Mereka terdampak di

Pulau Rote Ndao itu lantaran sebelumnya ditolak masuk Australia.

Namun, pada hari ini, Sabtu (17/12/2022) pagi mereka dipindahkan ke Kupang.

“Mereka akan tiba di Kupang pada Sabtu (17/12) siang nanti sekitar pukul 12.00 Wita atau 13.00 Wita,” ujar Kepala Keamanan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang Melsy Fanggi, dikutip dari Antara.

Melsy mengungkap, para pencari suaka asal Irak tersebut dikawal oleh sejumlah personel kepolisian Rote Ndao menaikin kapal Ferry menuju Kupang.

“Jadi ada tujuh personel kepolisian Rote Ndao dan perwakilan dari Pemda Rote Ndao yang mendampingi pemindahan mereka dari Rote ke Kupang,” kata dia.

Ia menjelaskan para WNA Irak itu akan langsung dibawa ke Kantor Imigrasi Kupang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Usai dari Kantor Imigrasi Kupang, akan langsung dibawa ke Rudenim untuk proses lebih lanjut,” katanya.

Sementara itu Kapolres Rote Ndao AKBP I Nyoman Putra Sandita mengatakan pihaknya tengah mencari Hanafi Laduma, warga Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, yang diduga memfasilitasi keberangkatan 13 WN Irak ke Australia.

“Orangnya kabur saat tim Polres Rote Ndao mengamankan belasan WNA Irak tersebut di Pantai Rote Selatan. Tim masih lakukan penyelidikan dan mencari orang tersebut,” kata Sandita.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy menyatakan tiga anak buah kapal (ABK) asal Desa Papela, Kabupaten Rote Ndao, mengaku dijanjikan mendapat Rp650 juta jika berhasil membawa 13 WNA Irak masuk ke Australia.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara kepada 3 ABK itu diketahui bahwa mereka diiming-iming per orang harganya Rp50 juta,”kata Ariasandy, Kamis (15/12).

Berdasarkan kronologis yang diceritakan para ABK diketahui bahwa pada Sabtu (10/12) pekan lalu ketiga orang ABK asal Desa Papela Rote itu bertemu dengan tiga orang ABK asal Sulawesi yang membawa para imigran serta menyerahkan perahu dan para imigran tersebut.

Mereka kemudian bertolak ke Australia dengan mengantar para imigran tersebut Minggu (11/12).

Namun, pada Selasa (12/12) pagi, kapal yang ditumpangi mereka ditangkap oleh polisi perairan Australia Pulau Ahsmore atau yang dikenal dengan sebutan Pulau Pasir oleh nelayan Indonesia.

Setelah ditangkap para imigran dipindahkan ke kapal milik Australia untuk beristirahat. Kapal yang dipakai untuk melintas batas negara sudah diamankan dan dibakar oleh Custom Australia.

Para ABK asal Papela bersama para imigran langsung diberangkatkan oleh otoritas Australia kembali ke perairan Indonesia.

LAINNYA
x