Google Didenda 85 Juta Dolar AS
BICARAINDONESIA-Amerika Serikat : Terbukti bersalah, Google didenda 85 juta dollar AS (sekitar Rp 1,2 triliun) oleh pengadilan negara bagian Arizona, Amerika Serikat.
Menurut Jaksa Agung Arizona Mark Brnovich, Google terbukti masih mengumpulkan data seputar lokasi meski pengguna telah mematikan fitur tersebut. Hal tersebut meruoaka perbuatan ilegal.
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan laporan investigasi Associated Press (AP) 2018 mengenai pelacakan lokasi ilegal, tuntutan dari negara bagian Arizona ini dimulai pada tahun 2020.
Laporan tersebut mengeklaim bahwa Google tebukti mengumpulkan data lokasi pengguna secara diam-diam tanpa izin dari pengguna. Laporan juga dilengkapi dengan data dan bukti dari para pengguna.
Tentu ada pembelaan dari Google yang mengatakan bahwa pelacakan data pengguna ini mengacu pada kebijakan Google lawas, sedangkan yang kini diklaim sudah diganti. Namun, perusahaan asal Mountain View, California, AS, tersebut tak bisa mengelak lantaran bukti-bukti yang dimiliki pengadilan sudah menyimpulkan bahwa Google bersalah.
Kini, tuntutan pengadilan Arizona berujung pada sebuah putusan bahwa Google terbukti bersalah dan harus membayar denda sekitar Rp 1,2 triliun. Angka tersebut merupakan denda terbesar yang harus dibayar Google sepanjang sejarah.
Dikutip dari KompasTekno, terkait putusan pengadilan, Juru Bicara Google Jose Castaneda mengatakan bahwa pihaknya lega karena kasus di wilayah Arizona sudah selesai, Senin (10/10/22).
“Kami senang masalah ini sudah selesai, ke depannya kami akan fokus untuk menghadirkan produk-produk yang berguna bagi pengguna kami,” jelas Castaneda.
Meskipun urusan dengan negara bagian Arizona selesai, Google masih dihantui oleh berbagai tuntutan dari sejumlah negara bagian di AS.
Pasalnya, pengadilan negara bagian Indiana, Texas, dan Washington DC dikabarkan juga tengah menuntut Google dengan kasus yang sama di wilayahnya masing-masing.
Editor: Rizki Audina
Related posts
 |
__ |  |
No Comments