x

Heboh Ritual Maut di Pantai Payangan Jember Tewaskan 11 Orang, Ini Fakta Dibaliknya

4 minutes reading
Monday, 14 Feb 2022 05:38 0 146 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Sebanyak 11 orang tewas saat melakukan ritual di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember pada Ahad (13/2/2022). Mereka terseret ombak saat sedang menjalani ritual.

Sementara belasan lainnya berhasil diselamatkan dan beberapa di antaranya tidak ikut ritual. Berikut fakta-fakta ritual maut yang menewaskan tewaskan 11 orang di Pantai Payangan.

1. Ritual yang dilakukan adalah ritual menenangkan diri

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan bahwa korban ini sedang menjalani ritual menenangkan diri.

“Tadi malam (dini hari) sekitar pukul 01.00 WIB ada wisatawan yang tergulung ombak dan tenggelam. Jadi mereka sedang melakukan ritual yang dilakukan (dipimpin) seseorang,”ungkap Hery.

Ia mengatakan, ada 24 orang yang ikut dalam kegiatan ritual tersebut. Namun ada 4 orang yang tidak ikut dalam acara ritual. Untuk jumlah peserta ritual sendiri Hery masih akan terus mengupdate.

“Tidak semuanya ikut di laut, ada 4 yang tidak ikut, di antaranya anak kecil dan para sopir. Karena ada 3 mobil dari rombongan itu. Untuk para korban meninggal, ditemukan 1 km dari lokasi kejadian tempat ritual,” katanya.

2. Korban tewas sebanyak 11 orang

Sebelumnya, Hery mengatakan bahwa ada 20 orang yang tergulung ombak, 10 orang sudah ketemu dalam kondisi meninggal dunia, dan 1 masih dalam pencarian.

Kemudian, 1 korban yang hilang telah ditemukan dalam kondisi tewas. Sehingga, total korban tewas ritual menjadi 11 orang.

“Untuk korban terakhir atas Nama Syaiful umur 40 tahun sudah berhasil ditemukan. Selama proses pencarian kurang lebih 3 jam. Korban terakhir itu, sekitar pukul 09.00 WIB tadi berhasil ditemukan, dan tersangkut di batu karang,” kata Hery.

3. Salah satu korban adalah polisi

Dari informasi yang dihimpun, salah satu korban yang tewas dalam ritual tersebut merupakan anggota kepolisian di jajaran Polres Bondowoso. Ia adalah Bripda Febriyan Duwi P, yang sehari-hari bertugas di Polsek Pujer, Bondowoso.

“Iya betul. Memang anggota kami. Tepatnya salah satu bintara di Polsek Pujer,” jelas Kapolres Bondowoso AKBP Herman Priyanto, seperti dikutip dari detikJatim, Senin (14/2/2022).

4. Peserta ritual berasal dari berbagai daerah

Para korban yang sedang menjalani ritual menenangkan diri ini menurut Hery berasal dari berbagai daerah di Jember. Namun mayoritas dari Kecamatan Rambipuji dan Sukorambi. Untuk para korban, saat ini masih berada di Puskesmas Ambulu.

5. Sang guru spiritual selamat

Salah satu yang selamat adalah pimpinan atau guru spiritual kelompok ritual tersebut yakni Nur Hasan (35), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.

“Korban selamat salah satunya adalah pemimpin kelompok ritual itu,” ungkap Hery.

6. Ritual dilakukan terlalu ke tengah

“Kegiatannya dilakukan di pantai, namun karena ritual itu terlalu dekat dengan ombak akhirnya terdampak (tergulung) ombak,” kata Hery.

7. Evaksuasi korban berlangsung dramatis

Suyanto, penyelam yang melakukan proses evakuasi mengatakan untuk proses evakuasi paling lama adalah saat berada di dalam laut. Gulungan ombak menyulitkan proses menentukan lokasi jenazah korban itu.

“Korban berada di (kaki) Bukit Kamboja, pada kedalaman kurang lebih 3 meter di sela-sela batu karang Bukit Kamboja di bawah air,” kata Suyanto.

“Kaki korban nylempit (tersangkut) di batu karang, dan terombang ambing ombak. Tapi karena kerasnya gulungan ombak, korban dapat terlepas dan dengan cepat kita meraih (tubuh) korban. Alhamdulillah lancar, dan saat menyelam tadi butuh waktu kurang lebih satu jam,” bebernya.

“Kendala adalah air dan ombak yang cukup kencang sehingga untuk menjangkau tubuh korban agak sulit. Tapi Alhamdulillah berhasil kita ambil dan terselamatkan, langsung dievakuasi di atas perahu,” sambungnya.

8. Dapat perhatian Bupati Jember

Bupati Jember Hendy Siswanto menjenguk korban ritual Pantai Payangan, Jember yang dirawat di Puskesmas Ambulu. Hendy juga melihat kondisi korban meninggal yang masih disemayamkan di sana.

Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan OPD terkait dan para pemuka agama.

“Sehingga kami akan melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar. Untuk memberikan edukasi dan penguatan soal agama,” ucapnya.

Sebagai langkah antisipasi di lokasi wisata yang dikenal indah, juga dekat dengan Teluk Love nya itu, Bupati Hendy akan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat.

“Karena yang saya tahu, saat pagi hari tidak ada yang jaga (lokasi wisata). Apalagi sekarang juga musim ombak besar. Jadi kami imbau wisatawan untuk taat aturan di lokasi wisata,” katanya.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x