x

Jadi Korban Banjir, Warga Grand Mutiara 3 Batangkuis Tuntut Tanggungjawab Pengembang

3 minutes reading
Tuesday, 17 Nov 2020 05:25 0 247 admin

BICARAINDONESIA-Batangkuis : Banjir besar yang terjadi akibat meluapnya Sungai Belumai yang turut berdampak pada debit air Sungai Dalu di Kec. Batangkuis, Kab. Deliserdang, Sumatera pada Sabtu, 14 November 2020 lalu, masih menyisakan duka bagi warga yang menjadi korban bencana.

Seperti yang dirasakan penghuni Komplek Perumahan Grand Mutiara Indah 3 di Jl. Sedar, Dusun VB, Desa Tumpatan Nibung, Kec. Batangkuis. Ada puluhan rumah yang turut terendam menyusul jebolnya benteng Sungai Dalu, hingga akhirnya menerjang permukiman tersebut.

Bahkan disaat banjir yang sebelumnya melanda sejumlah kawasan mulai dari Tanjungmorawa sampai Batangkuis sudah surut, tidak halnya dengan perumahan ini. Banjir justru masih terus menggenangi komplek perumahan padat penduduk itu, meski air relatif sudah mulai mengering.

Namun kini warga harus dihadapkan dengan persoalan baru, karena banjir ternyata meninggalkan lumpur tebal hingga membuat penghuni harus bekerja ekstra untuk melakukan pembersihan.

Ironisnya sampai hari ini belum ada respon dari pihak pengembang (developer) untuk membantu meringankan beban penghuni komplek baik secara moril maupun materil.

Benteng penahan banjir di areal perumahan yang jebol/foto : ist

Jangankan membayar ganti rugi terhadap para korban seperti yang dilakukan pengembang perumahan lainnya, untuk membantu pembersihan saja tidak ada ada. Apalagi untuk mengganti perabotan rumah tangga dan barang elektronik mereka yang rusak terendam air. Intinya, pihak pengembang seolah tutup mata.

Hal itu pula yang diungkapkan Iqbal, salah seorang penghuni komplek. Ia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada perhatian pihak pengembang yang bernjat untuk meringankan beban penderitaan para korban.

“Pihak pengembang tidak ada perhatian dan pedulinya, hanya sebungkus nasi yang diberikan ke kami bang pada Sabtu lalu saat banjir,” ucapnya kesal saat ditemui dikediamannya, Selasa (17/11/2020).

“Kami hanya ingin pihak pihak pengembang menunjukkan tanggungjawabnya atas kejadian banjir kemarin bang,” imbuh Iqbal.

Lebih jauh dijelaskannya, jebolnya benteng komplek itu menjadi sorotan para penghuni, ternyata bukan karena derasnya debit air menghantam benteng. Tapi pada saat banjir terjadi, air justru tenang. Diduga karena kualitas benteng yang tidak kuat, akhirnya jebol.

“Ini sangai aneh bagi kami bang. Kuat dugaan benteng yang dibangun pengembang ini asal jadi. Masak kami lihat gak ada tiang pendukung dibangunan benteng itu. Apalagi komplek inikan disebelah persawahan seharusnya saluran drainase komplek harus lebih tinggi dari parit desa, ini malah sebaliknya. Begitu banjir, meluaplah semua air kekomplek ditambah lagi benteng komplek jebol dan generator (pompa air) air gak berfungsi dengan baik akibat nya masih tergenang ini komplek kami walau banjir sudah reda,” pungkas Iqbal.

Terpisah Misdi selaku pihak pengembang Perumahan Grand Mutiara 3 saat dikonfirmasi melaluhi sambungab ponsel pribadinya di nomor 08137520XXXX, dengan enteng berkilah. “Kejadian itukan bencana bang. Kalau masalah ganti rugi itu pihak pemerintahlah,” elaknya seolah melempar tanggungjawab.

“Masalah dinding atau benteng yang dibuat pengembang jebol itu nanti akan kita perbaiki bang,” ucapnya ringan sambil mengakhiri percakapan.

Penulis : Feri
Editor : Yudis

 

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x