Danantara Indonesia building (PRNewsfoto/Shanghai SUS Environment Co., Ltd.) BICARAINDONESIA-Jakarta : Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) berencana memangkas jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk ribuan anak dan cucu perseroan. Perampingan ini dilakukan tanpa ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara Indonesia Bhimo Aryanto mengatakan, Danantara akan melakukan konsolidasi bisnis terhadap 1.067 perusahaan menjadi seperempat, termasuk anak cucu BUMN.
“Tahapan-tahapan itu, sebenarnya dari 1.067 kita mau squeeze efisienkan menjadi sekitar 250-an (perusahaan), dengan catatan tidak boleh ada lay-off,” ujar Bhimo, dikutip dari ANTARA, Senin (15/12/2025).
“Ada caranya, karena kalau kita melakukan Golden Shakehand harusnya IRR (Internal Rate of Return)-nya juga cukup bagus, jadi tidak harus lay-off. Kita bisa melakukan realokasi resources seperti itu,” sambungnya.
Bhimo mengatakan bahwa Danantara Indonesia sedang mempercepat proses konsolidasi bisnis perusahaan-perusahaan BUMN dari semula ditargetkan rampung pada 2027, dipercepat menjadi tahun depan.
“Harusnya selesai di 2027, kita shorten menjadi 2026. Jadi, tiap kami di Danantara juga percaya bahwa bukannya kita push semuanya ya,” tutur dia.
Menurut Bhimo merger ini dipercepat lantaran tidak memiliki banyak waktu.
“Karena kita tahu waktu kita tidak banyak, waktu kita terbatas, jadi semua BUMN sekarang berlari kencang, kita juga manage, proyek manajemen-nya juga tiap hari kita pelototin,” katanya.
Bhimo juga menyampaikan, melalui proses restructuring di perusahaan-perusahaan BUMN, akan banyak yang dapat di-saving, tidak hanya pengurangan jumlah Board of Commissioners (BOC), dan Board of Directors (BOD).
“Ketika satu perusahaan harus berkompetisi dengan perusahaan lain, maka efisiensi menjadi penting. Dan ketika layer-nya cukup banyak karena dia harus mendapatkan margin, karena semuanya harus armslang. Kita bayangkan minimal katakan 7 persen, 15 persen, kalau dia 3-4 layer, kemudian dia mesti berkompetisi dengan other players, berapa puluh persen dia tidak kompetitif, karena tidak efisien compare to other players,” ungkapnya.