x

KLHK Kembali Lepasliarkan ‘Suro’ Harimau Sumatera ke Taman Nasional Gunung Lesuser

3 minutes reading
Sunday, 14 Mar 2021 20:10 0 111 admin

BICARAINDONESIA-Aceh : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui pihak Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), melakukan pelepasliaran aeekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ke habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di kawasan Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, Sabtu, 13 Maret 2021 kemarin.

Pelepasan sang raja hutan berjenis kelamin jantan yang diberi nama Suro itu, berusia sekitar 5-6 tahun, dan berat badan kurang lebih 100 kg ini, diharpkan dapat menambah populasi harimau sumatera di alam.

“Pada proses pelepasliaran, terlihat Suro sangat bersemangat dapat kembali ke habitat alaminya. Saat pintu kandang terbuka, Suro langsung meneruskan perjalanannya menuju ke dalam kawasan TNGL,” tutur Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK Indra Exploitasia.

Proses pelepasliaran ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Direktorat KKH, Bupati Gayo Lues, Tiger Project UNDP, Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan.

“Atas nama KLHK, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang mendukung  pelepasliaran, yang merupakan bentuk kolaborasi multipihak dalam upaya pelestarian Harimau Sumatera. Melalui UPT Direktorat Jenderal KSDAE, kami terus melakukan upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar di seluruh wilayah kerjanya, termasuk pelibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mendukung konservasi satwa liar,” kata Indra.

Lebih lanjut, Indra menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues, khususnya Bupati Gayo Lues yang telah mendukung upaya pelepasliaran Harimau Sumatera Suro.

Dalam sambutannya Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengapresiasi upaya konservasi Harimau Sumatera yang dilakukan oleh KLHK khususnya BBTNGL dan BKSDA Aceh, terlebih dalam upaya menjaga dan mempertahankan populasi Harimau Sumatera yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

“Saya mengimbau agar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional yang juga merupakan habitat harimau sumatera untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar Harimau Sumatera dengan cara tidak memasang jerat, racun dan perburuan yang dapat menyebabkan kematian satwa liar yang dilindungi,” ujarnya.

Sebelumnya, harimau sumatera Suro dievakuasi melalui perangkap jebak (box trap) akibat berkonflik di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil. Selanjutnya Harimau Sumatera Suro dititipkan sementara ke Balai Besar KSDA Sumatera Utara di Lembaga Konservasi Barumun Nagari Wildlife Sanctuary, Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara untuk memberikan kenyamanan serta guna dilakukan observasi lebih jauh oleh Tim medis BKSDA Aceh, FKL, BBKSDA Sumatera Utara, dan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan sambil menunggu kajian kelayakan lokasi pelepasliaran yang sedang dilakukan oleh tim.

Pelepasliaran ke salah satu tempat di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser dipilih berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Tim, yang terdiri dari BBTNGL, WCS-IP, FKL dan masukan para pihak yang memiliki keahlian teknis tentang harimau aumatera antara lain dengan mempertimbangkan kajian populasi, keberadaan satwa mangsa, dan ancaman.

Di sekitar lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran telah dilakukan operasi sapu jerat oleh tim BBTNGL. Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan meminimalisir ancaman khususnya jerat.

Harimau sumatera  atau Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, Harimau Sumatera berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar.

Editor : Ika Lubis/rel

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x