x

Sungai Pembatas 2 Kecamatan di Deliserdang Meluap, Ratusan Rumah di 2 Desa Terendam Banjir

3 minutes reading
Sunday, 6 Dec 2020 02:52 0 200 admin

BICARAINDONESIA-Deliserdang : Banjir kembali melanda kawasan Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (6/12/2020).

Situasi ini terjadi menyusul guyuran hujan deras yang terjadi sejak Sabtu malam, 5 Desember 2020 hingga dinihari tadi. Akibatnya, Sungai Bakaran Batu yang menjadi pembatas administratif antara Kecamatan Percut Seituan dan Batangkuis meluap.

Diduga karena terjadi pendangkalan di dasar sungai, membuat sungai tersebut tak mampu menampung besarnya debit air. Akibatnya, air yang meluap. Ratusan rumah di dua desa yang ada di 2 kecamatan tersebut pun terendam.

Data yang dihimpun, desa yang terendam banjir yakni Sei Rotan di Kec. Percut Seituan dan Desa Bakaran Batu di Kec. Batangkuis.

Salahsatu sekolah di Desa Bakaran Batu, Batangkuis yang terendam/foto : fer

Hingga pagi ini air masih terus meninggi. Ketinggian banjir antara 50 sentimeter hingga satu meter. Pantauan di lapangan, bukan saja hunian warga yang terendam, fasilitas umum seperti sarana pendidikan seperti Sekolah Paud Al-Taqbir di Desa Sei Rotan dan SMP Umar Bin Khatab di Desa Bakaran Batu pun turut terendam banjir.

Muslim, Wakil BPD Desa Bakaran Batu saat dikonfirmasi mengaku bahwa bencana banjir kali ini yang terparah menerjang desa mereka.

“Banjir kali ini yang terparah bang, akibat luapan sungai perbatasan 2 kecamatan ini. Ada ratusan rumah terendam. Kami minta pemerintah serius menanggapi banjir kali ini,” keluhnya.

Ia juga mengatakan bahwa tanpa hujan deras, desa mereka juga kerap dilanda banjir. “Desa kami ini sering banjir. Jika debit air sungai meluap karenan kiriman air dihulu diperparah lagi endapan sungai ini sudah seharusnya diangkat karena terjadi pendangkalan. Jami harap Balai Wilayah Sungai (BWS) atau pihak terkait segera melakukan normalisasi dan dari pihak irigasi atau dinas terkait buatlah penanggul sungai agar debit air yg naik tidak masuk ke desa,” harapnya.

Keluhan juga dilontarkan Rizal salah seorang warga yang turut menjadi korban bencana klasik itu.

“Capek bang setiap tahun begini terus, seakan akan pemerintah tidak serius dengan kondisi seperti ini. Tahun lalu waktu banjir kondisi sungai sempat ditinjau Camat Batangkuis ,FKDM dan pemerintahan desa, tapi sampai tahun ini tidak adanya realisasi normalisasi sungai ini,” sesalnya

Terpisah Kepala Desa Sei Rotan, Suwandi saat dihubungi melalui selulernya mengatakan bahwa bahwa pihaknya sudah melakukan peninjauan sebelum banjir terjadi.

“Malam tadi kita sudah tinjau ke lokasi , dipintu sungai itu kita lihat dibuka satu bang aliran nya, tapi hari ini kami tinjau lagi ke lokasi sekaligus untuk melihat kondisi warga kita,” ucapnya.

Sementara menurut informasi, air sungai mulai meluap dan merendam pemukiman terjadi pada Minggu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB. Situasi ini sontak memicu kepanikan warga yang tengah terlelap. Alhasil, warga hanya bisa mengevakuasi barang berharga seadanya. Sedangkan sebagian lagi lebih dahulu terendam sehingga tak bisa diselamatkan.

Penulis : Feri
Editor : Yudis

 

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x