Tragedi Kanjuruhan, 127 Orang Tewas Akibat Amuk Aremania

BICARAINDONESIA-Jakarta : Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, mengakibatkan 127 orang tewas. Jumlah tersebut melampaui tragedi Hillsboroug, yang menjadi masa kelam sepakbola Inggris.

Peristiwa dipicu amuk Aremania menyusul kalahnya Arema FC har 2-3 dari Persebaya Surabaya. Aremania yang tak terima dengan hasil tersebut berbuat onar dengan masuk ke lapangan.

Read Also

3 year ago

Jelang Hari Raya Nyepi, Jalan Tol Bali Mandara Ditutup

196 Ika Lubis

Tak cuma menginvasi lapangan, mereka juga merusak mobil polisi dan membakar benda-benda yang ada di dalam stadion. Ulah suporter tersebut sampai memaksa pihak aparat keamanan memukul mundur, termasuk memakai gas air mata.

Korban jiwa kemudian tak terhindarkan. Sejauh ini sudah 127 orang yang meninggal dunia imbas dari tragedi di Kanjuruhan.

“Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri,” ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada wartawan di Polres Malang, seperti dilansir dari detikJatim, Ahad (2/10/2022).

Read Also

6 month ago

Bima Suprayoga Dilantik Jadi Direktur Penuntutan KPK

166 Ika Lubis

Dijelaskan Nico, yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang. Sementara korban yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.

Kalahkan Peristiwa Hillsborough

Ini menjadi salah satu pukulan telak untuk Indonesia dan khususunya dunia sepakbola. Hal seperti ini juga pernah mengguncang Inggris pada 1989 dalam tragedi Hillsborough.

Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool. Jumlah korban meninggal tersebut tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam sejarah sepakbola Britania Raya.

95 orang meninggal pada kejadian tersebut. Seorang lagi meninggal setelah mendapatkan perawatan sehingga menambah jumlah korban menjadi 96 orang.

89 di antaranya laki-laki serta 7 orang perempuan. Berdasarkan umur, kebanyakan berusia di bawah 30 tahun serta 13 orang di bawah usia 20 tahun. Korban termuda adalah seorang laki- laki berusia 10 tahun.

Setelah menunggu puluhan tahun, titik terang tragedi itu terjawab. Berdasarkan hasil penyelidikan dinyatakan bahwa kelalaian ada di pihak kepolisian. Hal ini membuat (mantan) PM Inggris David Cameron pun menyatakan permintaan maaf kepada para keluarga korban.

Editor : Teuku/*