x

Aceh Tamiang Porak Poranda, Lumpur Tebal Kepung Inti Kota dan Permukiman Warga

2 minutes reading
Thursday, 4 Dec 2025 21:28 0 98 Teuku Yudhistira

BICARAINDONESIA-Aceh Tamiang: Setelah sempat terlantar lebih dari sepekan pasca banjir bandang dahsyat yang meluluhlantakkan seluruh wilayahnya, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh pada Kamis (4/12/2025), tampak mulai menggeliat.

Akses yang selama ini yang menjadi penghubung ke Sumatera Utara dan Kota Langsa, kini mulai terbuka setelah longsor yang menutup jalan, perlahan mulai disingkirkan oleh alat berat yang mulai diturunkan Kodam Iskandar Muda. Kendaraan dari arah Langsa ke Medan atau sebaliknya juga mulai terlihat lalu lalang di antara kendaraan khususnya mobil yang menutupi jalan setelah hanyut terseret arus banjir.

Namun seluruh aktivitas di kabupaten tersebut hingga kini masih lumpuh total. Seluruh pusat perkantoran, bisnis hingga sarana pendidikan, masih ditutup karena lumpur tebal yang masih mengepung seluruh areal, termasuk permukiman warga, setelah banjir surut.

Sedangkan sisa lumpur yang mengering di jalanan, juga menjadi debu yang kini mengacam kesehatan para korban.

Situasi ini membuat ratusan warga bahkan masih memilih mengungsi di atas jembatan di kawasan Kota Kuala Simpang, karena sebagian dari rumah mereka hancur diterjang banjir.

Dengan beralaskan tikar seadanya dan terpal, para korban bencana mengaku merasa lebih aman tinggal sementara di atas jembatan tersebut, karena trauma dengan kejadian sebelumnya, ditambah lagi dengan curah hujan yang masih tinggi.

Satu persatu bantuan dari berbagai pihak juga mulai berdatangan. Ironisnya, warga mengaku pendistribusiannya justru tidak jelas.

“Sudah banyak bantuan yang masuk, tapi kami juga tidak paham, kemana saja bantuan itu didistribusikan, karena banyak kami yang belum terima,” ungkap Adi Hermawan, warga Paya Badi, Tamiang.

Ia mengungkapkan, bahwa kebutuhan yang paling krusial warga setempat saat ini adalah air bersih.

“Ini (air bersih) yang kami harapkan. Walaupun sudah ada bantuan truk tangki air, tapi jumlahnya belum memadai sehingga belum merata dirasakan masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, hingga kini jaringan listrik belum normal. Akibatnya, kondisi Aceh Tamiang masih tampak gelap gulita. Begitu juga dengan jaringan selular yang belum normal.

Sejauh ini juga belum ada data valid terkait jumlah korban jiwa, warga yang hilang dan jumlah pengungsi yang tampak tidak terpusat.(Ty)

 

 

LAINNYA
x
error: Content is protected !!