Foto: Dokumentasi PLN BICARAINDONESIA-Jakarta : CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan bahwa penyebab terjadinya banjir di Bekasi tidak terlepas dari kesalahan pada tata ruang kota tersebut. Khususnya pada bagian saluran pembuangan air.
Banjir besar melanda 7 kecamatan di kawasan Bekasi sejak Selasa (4/3/2025). Ketinggian air cukup bervariasi, mulai dari 30 cm hingga lebih dari 2 meter.
Ali mengaku, mendengar banyak rumah dan bangunan yang terendam banjir, lalu menyalahkan pihak pengembang. Padahal, menurutnya, banjir Bekasi ini bukan sepenuhnya salah pengembang, melainkan ada tanggung jawab dari pihak pemerintah daerah hingga kementerian terkait.
Ali menilai, hal itu karena pengembang tidak akan bisa membangun rumah di lahan yang rawan banjir, apabila pengajuan rencananya tidak disetujui oleh Pemerintah Daerah Bekasi.
“Pengembang itu ketika dia mengajukan site plan, yang menyetujuinya kan Pemda. Tata ruangnya salah, artinya bukan pengembang saja yang salah, Pemda pun harus dilihat. Kebanyakan tata ruang, jadi tata uang, kan? Tata ruangnya apa, ada uang, jadi. Termasuk (membangun rumah) di sawah,” kata Ali, dikutip Sabtu (8/3/2025).
Ia juga menyoroti tata pembangunan saluran air di Bekasi yang terlihat janggal. Saluran perkotaan di sana, katanya, tidak terhubung satu sama lain.
“Tiap-tiap lrovinsi punya rencana tata ruang masing-masing, tetapi enggak diintegrasikan. Saluran perkotaannya enggak bagus,” ujarnya.
Ali menyebutkan, semua pihak harus membereskan masalah ini bersama agar ke depannya tidak terjadi lagi. Mulai dari pengembang, Pemda Bekasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga Kementerian ATR/BPN harus bertanggung jawab.
Serupa dengan pernyataan Ali, Pengamat Properti, Anton Sitorus, juga mengatakan salah satu penyebab banjir besar di Bekasi ini adalah kesalahan pada perencanaan tata kota, terutama pada saluran airnya.
“Jadi, kalau menurut saya, itu udah kesalahan struktural perencanaan kota. Pengembangnya udah nggak bisa mengontrol masalah itu. Karena itu bukan cuma masalah di daerahnya dia, tetapi udah seluruhnya. Ya, bagaimana kalau kali-kalinya pada meluap semua kan,” ujar Anton.
Editor: Rizki Audina/*