x

BNPB Ingatkan Banjir Besar di Bali Berpotensi Terulang

3 minutes reading
Tuesday, 16 Sep 2025 10:26 0 1728 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Banjir besar sempat melanda Bali pada awal September lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa banjir besar yang melanda Bali itu berpotensi terulang di masa mendatang. Untuk itu, BNPB menyarankan adanya pembenahan dalam beberapa aspek.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, prediksi itu merujuk pengalaman, evaluasi, dan kajian ilmiah banjir dengan skala besar memiliki periode ulang tertentu yang bisa muncul kembali setelah beberapa tahun.

“Kalau dalam teknik sipil, kita mengenal istilah periode ulang banjir. Ada yang 50 tahun, ada yang 100 tahun. Artinya, banjir besar seperti di Bali kemarin kemungkinan akan terjadi lagi,” ujarnya dalam konferensi daring bertajuk ‘Disaster Briefing’ pada Senin malam, dilansir Antara Selasa (16/9/2025).

Muhari mengatakan bahea untuk memahami potensi itu BNPB tengah menggali data historis bencana hingga beberapa tahun ke belakang, agar mitigasi jangka panjang bisa dirancang lebih akurat. Tujuannya agar pariwisata di Bali pulih.

“Tetapi jangan sampai kita lupa bahwa bencana tidak berhenti di satu kejadian. Ia akan berulang, apalagi jika faktor pemicunya tetap ada,” katanya.

Muhari juga mengingatkan bahwa pembangunan daerah juga harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan agar tidak memperbesar risiko bencana.

BNPB melaporkan curah hujan yang tinggi membuat debit air meningkat hingga tak mampu membendung daerah aliran sungai (DAS) Ayung, mengaliri daerah Badung, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Gianyar, Bangli, dan Denpasar yang merupakan kawasan paling terdampak banjir.

Dari paparan yang disampaikan Muhari, dijelaskan bahwa data curah hujan ekstrem yang tercatat pada 9-10 September lalu menjadi bukti penting bahwa Bali rawan bencana hidrometeorologi. Sementara hampir semua stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di selatan Bali melaporkan curah hujan lebih dari 200 milimeter per hari.

Informasi yang diterima BNPB saat ini sudah ada 18 orang meninggal dunia yang ditemukan, dan masih ada sebanyak 149 orang warga mengungsi, berikut sejumlah dampak kerusakan bangunan rumah-infrastruktur akibat banjir bandang tersebut.

“Kita perlu menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran. Karena kalau kondisi serupa terjadi lagi, dampaknya bisa sama besar bahkan lebih,” kata Muhari.

Selain faktor cuaca, BNPB menilai banjir di Bali juga disebabkan oleh sampah dan alih fungsi lahan yang turut memperparah dampak banjir di Bali.

Berdasarkan dari data visual yang dihimpun tim BNPB mendapati banyak titik dipenuhi sampah, termasuk bantaran dan di bawah aliran sungai.

“Maka tak heran bila Kementerian Lingkungan Hidup ada lebih dari 200 ton sampah yang terbawa arus menghambat aliran sungai hingga menimbulkan luapan air ke permukiman,” ungkapnya.

Selain itu, BNPB juga menyoroti menyusutnya hutan dan lahan pertanian di Bali dalam kurun 2012-2019. Konversi lahan menjadi kawasan terbangun membuat daerah resapan air semakin berkurang.

“Kalau daerah dengan curah hujan ekstrem didominasi bangunan, maka banjir akan mudah terjadi. Kita harus kembalikan pariwisata pada ekosistem yang seimbang,” imbuhnya.

LAINNYA
x
error: Content is protected !!