x

Gandeng KontraS, PFI Medan Bahas Jurnalis Sadar HAM Kawal Narasi Publik

3 minutes reading
Saturday, 9 Jan 2021 02:33 0 146 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Berbicara tentang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia ibarat pepatah ‘jauh panggang dari api’. Penegakannya seolah masih dalam ranah abu-abu. Ending setiap penanganan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah selaku pemangku kwbijakan lewat perangkatnya, juga dinilai masih sangat minim dari publikasi secara luas.

Padahal tak sebatas menyasar publik, pelanggaran HAM juga kerap dirasakan jurnalistik. Bentuk tindak kekerasan itu pun berbagai ragam. Mulai dari intimidasi, sampai penganiayaan secara fisik.

Setiap kasus pelanggaran ini sudah sepatutnya menjadi atensi para jurnalis yang notabene bertugas mengawal narasi publik. Jurnalis harus mengampanyekan penegakan HAM yang acapkali terjadi di tengah masyarakat. Jika tidak, maka pelanggaran akan menjadi kebiasaan dan pembenaran oleh para pelaku, baik secara kelembagaan atau pun oknum.

Jurnalis sadar HAM ini pula yang mulai diinisiasi Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan. Harapannya, para jurnalis dibekali dengan pemahaman tentang HAM. Ini dilakukan supaya seluruh bagian kerja jurnalistik sebagai pengawal narasi publik lebih maksimal. Target lainnya, kampanye soal kasus pelanggaran HAM juga bisa lebih intens dilakukan.

Suasana kegiatan diskusi PFI Medan-KontraS bertema jurnalis sadar HAM kawal narasi publik/foto : ist

Guna merealisasikan hal tersebut, PFI Medan menggandeng Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatra Utara untuk sama-sama berbagi pemahaman soal HAM. Hal tersebut diungkapkan Ketua PFI Medan saat KontraS Sumut bersilaturahmi ke sekretariat mereka di Jl. Melinjo Raya, Kec. Medan Johor, Kota Medan, Jum’at, 8 Januari 2021 kemarin.

“Inisiasi harus terus kita suarakan. PFI Medan menginginkan para jurnalis memiliki pemahaman yang sama dalam memandang kasus – kasus pelanggaran HAM. Apalagi tidak jarang jurnalis menjadi korban,” ungkap Rahmad Suryadi, Ketua PFI Medan.

Rahmad mengatakan, sinergisitas antara jurnalis dan organisasi masyarakat sipil harus terus dijaga. Begitu juga konsolidasi antar organisasi pers yang harus digalakkan.

Ke depan Rahmat berharap, KontraS bisa menjadi mitra yang terus memberikan pemahaman tentang HAM dan permasalahan hukum. Kelak, ketika ada jurnalis yang menjadi korban kekerasan atau pun pelanggaran HAM memiliki sudut pandang yang sama untuk mendorong penyelesaiannya.

“Nantinya kita bisa menggelar diskusi rutin terkait HAM. Kita bisa berkolaborasi mengawal kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi khususnya di Sumut,” ungkap Rahmad.

Sementara, Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis punya pandangan yang sama dengan PFI Medan. KontraS bersedia menjadi mitra para jurnalis yang ingin memahami lebih lanjut soal  HAM dan berbagai bentuk pelanggarannya.

Ia berharap, PFI Medan bisa bersama-sama dengan KontraS Sumut melakukan monitoring dan mengawal kasus-kasus pelanggaran HAM.

“Saya pikir ini gagasan yang menarik. Kasus-kasus pelanggaran sangat membutuhkan kampanye yang luas sehingga menjadi perhatian publik, pemerintah dan aparat penegak hukum. Kami mengapresiasi para jurnalis yang selama ini sudah intens dalam menyuarakan kasus-kasus pelanggaran HAM,” ujar Amin.

Dikatakan Amin, tanpa adanya tekanan dari publik dan media massa, mustahil kasus pelanggaran HAM bisa terselesaikan.

“Penegakan HAM harus dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap para pelakunya. Semoga inisiasi jurnalis sadar HAM ini bisa menjadi langkah yang baik untuk penegakan HAM di Sumut,” ungkapnya.

Dari momentum itu, PFI Medan berencana menggelar diskusi rutin terkait HAM. Pesertanya pun tidak terbatas dari kalangan PFI Medan saja. PFI mengajak seluruh jurnalis untuk sama-sama memahami HAM. PFI juga akan menggandeng organisasi masyarakat sipil lainnya untuk sama-sama bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.

Penulis/Editor : Yuli

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x