x

Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, Getaran Terasa di Bali hingga Lombok

2 minutes reading
Wednesday, 1 Oct 2025 08:16 0 710 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Gempa dengan magnitudo (M) 6,5 mengguncang Sumenep, Jawa Timur (Jatim), Selasa (30/9/2025). Getaran gempa M 6,5 terasa hingga ke wilayah Bali dan Lombok.

Dalam keterangan resmi BMKG, gempa tersebut terjadi pada kedalaman 11 Km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

“Tidak berpotensi tsunami,” ujar di akun X resmi BMKG, @infoBMKG.

BMKG mencatat telah terjadi sejumlah gempa susulan usai gempa magnitudo (M) 6,5 tersebut.

“Gempa susulan sebanyak empat kali ini, terjadi hingga pukul 00.29 WIB, Rabu pagi, dari kejadian awal pada pukul 23.49 WIB pada Selasa (30/9) malam, dengan magnitudo terbesar 4,4,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dilansir Antara, Rabu (1/10/2025).

Pusat gempa tersebut berada pada koordinat 7,25 LS, 114,22 BT, dengan episenter gempa berada di laut 50 Km tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Sumenep.

Daryono mengatakan bahwa jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep itu adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut.

“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Pulau Sapudi V-VI MMI (Semua orang merasakan getaran dan terjadi kerusakan ringan), daerah Sumenep, Pamekasan dan Surabaya dengan skala intensitas III-IV MMI, Getaran dirasakan nyata dalam rumah,” katanya.

Getaran gempa juga dirasakan di daerah Tuban, Denpasar, dan Gianyar dengan skala intensitas III MMI, daerah Tabanan, Buleleng, Kuta dan Banyuwangi dengan skala intensitas II-III MMI.

Daerah lain yang terpantau juga merasakan getaran gempa di Sumenep dan Pulau Sapudi itu adalah Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, Malang dan Blitar dengan skala intensitas II MMI.

“Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga terdampak juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” tandas Daryono.

LAINNYA
x
error: Content is protected !!