x

Ingin Bantu Ibunya Bangun Rumah, Impian Mulia Yatim Muallaf di Desa Tambunen

3 minutes reading
Monday, 19 Apr 2021 17:58 0 185 rizaldyk

BICARAINDONESIA- Sibolangit : Namanya Agus (19), terlahir sebagai seorang anak yatim muallaf. Sejak ayahnya yang muallaf meninggal dunia, kini ia menjadi tulang punggung keluarganya. Berdua bersama Ibunya, ia tinggal di rumah yang sangat tidak pantas disebut sebagai tempat tinggal.

Saat dijenguk oleh ACT baru-baru ini, Sabtu (17/4/2021) di Desa Tambunen, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Agus dan ibunya tinggal di rumah gubuk warisan dari Ayahnya. Dengan atap rumbia, sebagian sudah banyak terlepas.

Menurut Agus, jika hujan dan angin kencang mendera, kondisi rumahnya akan tergenang air, ia dan ibunya harus berjibaku membersihkan genangan air di dalam rumahnya yang lantainya masih tanah, tanpa lapisan semen ataupun keramik.

Kondisi rumah Agus (19) yang tak layak huni dan hamper rubuh berada di Desa Tambunen Deliserdang./Ist

Walau rumah yang lebih mirip dengan gudang ini, Agus tetap ikhlas tinggal di sana. “Walau gubuk, hanya ini lah harta peninggalan ayah,” bisik Agus menunduk.

Dengan mata ‘berkaca-kaca’, remaja tangguh ini pun menceritakan kesabaran ibunya dalam menjalankan ujian dari Allah SWT ini. Sebab mereka sendiri berada di lingkungan muslim minoritas, tidak banyak warga lokal yang membantu mereka selain saudara-saudara muslim yang ada di Desa itu.

Tetangganya rata-rata hidup dalam serba berkecukupan. Rumah mereka sangat kontras, berdiri diantara deretan rumah-rumah semi permanen dan permanen di Desa itu. Sangat mencolok sekali, rumah yang mereka huni terlihat seakan mau ambruk, sangat reot sekali, beberapa bagian atap terlepas dan dinding rumahnya terdiri dari lapisan seng usang yang berkarat.

Agus yang baru saja tamat SMA ini sangat sadar dengan kondisi rumahnya, untuk itu dia bertekad ingin melanjutkan sekolahnya hingga ke perguruan tinggi. Untuk itu dia berjualan jajanan anak-anak di Desa itu, sementara ibunya berjualan sayuran di pasar. Harapan Agus, hasil dari jualan jajanan anak-anak ini akan ia tabung dan akan digunakannya untuk mendaftar perguruan tinggi di kota Medan.

“Saya ingin sekali melanjutkan hingga ke perguruan tinggi, jika wisuda ia akan bekerja di perusahaan besar, agar gajinya bisa untuk membantu mamaknya (ibu-red) memperbaiki rumah,” kata Agus.

Namun hingga saat ini kemampuannya hanyalah sampai membantu memenuhi beli beras sehari-hari, dagangannya yang merupakan jajanan anak-anak itu pun tidak lah cukup, jangan kan untuk membangun rumah warisan sang ayah, untuk ongkos ke medan guna mendaftar ke perguruan tinggi pun ia tak mampu.

Harapannya ada dermawan Indonesia yang peduli dengan masa depan dan kondisi yatim muallaf dhuafa, yang ikhlas membagikan sedikit rezekinya, agar Agus dapat melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi dan membantu impiannya membangun kembali rumahnya yang hampir roboh.

Atas keprihatinan ini lah ACT Sumatera Utara mencoba mengetuk hati para dermawan Indonesia untuk menyisihkan sedikit rezekinya, membantu Agus dan anak-anak yatim muallaf yang dhuafa seperti Agus ini.

Penulis / Editor : Rill/Amri

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x