x

Jaksa Menyapa, Ingatkan Siswa/i SMA Plus Matauli Tanamkan Nilai Kejujuran Sejak Dini

2 minutes reading
Thursday, 18 Mar 2021 10:09 0 124 admin

BICARAINDONESIA-Tapanuli Tengah : Sebagai motivasi untuk meningkatkan kejujuran dan jauh dari korupsi di zaman generasi milenial, Kejaksaan Negeri Sibolga gelar kegiatan Jaksa Menyapa di SMA Plus Matauli Pandan, Kamis (18/3/2021).

Kegiatan itu tampak dihadiri 15 orang siswa-siswi perwakilan SMA Plus Matauli Pandan, Kepala SMA Plus Matauli Pandan Murdianto, S.Pd, MM serta Kajari Sibolga Henri Nainggolan dan jajarannya.

Kajari Sibolga, Henri Nainggolan, SH, MH menjelaskan, apa itu korupsi? Korupsi itu sifatnya bukan penyakit menular dan korupsi itu bukan penyakit keturunan seperti batuk atau penyakit jantung.

“Jadi para pelajar yang ada di SMA Matauli ini, bahwa kalian adalah generasi ke depan. Pencegahan korupsi itu dari diri kita sendiri dulu. Kalau sejak dini kita sudah berbohong contohnya memakan uang buku dan tidak mematuhi perintah guru dan orang tua itulah ciri-ciri yang mau korupsi,” sebutnya.

Masih kata Kajari, apa hukum itu? kesimpulannya adalah peraturan berbangsa dan bernegara sehingga kita diharapkan mengenal hukum dan jauhi hukuman. Hukum itu yang mengatur norma-norma kehidupan manusia setiap harinya.

Sehingga perlu ada penghukuman, ada kepastian hukum dan sanksinya jadi rakyat tidak mengulanginya lagi.

“Korupsi itu kebiasaan dari kebohongan kecil, tanamkan kejujuran mulai sejak dini, buat saja hal-hal yang positif saja,” imbaunya.

Sementara Kepala SMA Plus Matauli Pandan, Murdianto mengutarakan, pihaknya terus menanamkan nilai-nilai kejujuran, kepedulian, kedisiplinan dan tanggung jawab.

“Mereka ini sebenarnya membutuhkan contoh bukan sekadar saran. Karena anak yang sukses dari keluarga yang baik,” sebut Murdianto.

Lanjut dia, dengan kehadiran Kajari mudah-mudahan anak-anak ini yang mau mengambil kuliah hukum serta bisa lebih yakin dan termotivasi.

“Biasa ada kesan bahwa jaksa itu menakutkan. Lewat jaksa menyapa ini kami semakin lebih akrab dan anak-anak bisa berdialog. Walau yang dihadirkan cuma 15 orang sebagai perwakilan tapi kita sudah live streaming kan dan sudah di share ke seluruh siswa,” sebutnya.

“Setelah pembelajaran live streaming ini akan mendapat penguatan sehingga pendidikan anti korupsi ini betul menjadi suatu yang faktual, bukan hanya sekedar cerita,” pungkasnya.

Laporan : Benny
Editor : Ika Lubis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x