BICARAINDONESIA-Jakarta : Presiden Prabowo Subianto menyiapkan 8 ekor sapi kurban untuk masyarakat Bangka Belitung (Babel) di Hari Iduladha. Sapi-sapi tersebut berjenis limosin dengan bobot yang mencapai hingga 1,1 ton.
“Tahun ini, Pak Presiden memberikan bantuan kepada masyarakat sebanyak 8 ekor sapi. Jadi, di tahun 2025, 7 kabupaten/kota dapat semua, termasuk provinsi,” ungkap Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel, Edi Romdoni, Jumat (23/5/2025).
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur tahun ini. Karena Pak Presiden (biasanya) memberikan bantuan kepada masyarakat hanya satu ekor setiap tahun di Iduladha,” sambungnya.
Delapan sapi kurban milik Prabowo untuk warga Babel itu nantinya akan disebar di 7 kabupaten/kota. Kata Edi, sapi limosin dibeli dari peternakan lokal di wilayah Bangka Belitung.
“Delapan ekor sapi tersebut berasal (dibeli) dari petani-petani Bangka Belitung, tidak didatangkan dari luar. Beratnya ada yang 1,1 ton dan 1 ton 17 kilogram,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edi menegaskan bahwa kesehatan sapi limosin selalu dipantau oleh para dokter hewan. Untuk perawatan sapi, menjadi tanggung jawab penjual hingga hari sebelum penyembelihan.
“Perawatannya khusus, kesehatannya dipantau oleh dokter hewan. Terus kita kontrak (beli) dengan pemilik harus bertanggung jawab sampai dengan hari H, sampai hari sebelum pemotongan. Bahkan, punya tugas juga mengantarkan sampai tempat pemotongan,” ungkapnya.
Peternak sekaligus penjual hewan kurban di Kota Pangkalpinang, Rangga Adji Syaputra, menyebut tahun ini presiden membeli 2 ekor sapi di tempatnya.
“Ada 2 ekor sapi, berat 1 ton 17 kilogram dan 1,1 ton. Rencananya untuk Kota Pangkalpinang dan Sadai, Kabupaten Bangka Selatan (Basel),” ujar Adji.
Menurutnya, sapi kurban milik Presiden Prabowo yang akan disembelih di Hari Iduladha memiliki perawatan khusus dibanding hewan kurban lainnya, terutama terkait makanannya.
“Ada perawatan khusus untuk mereka, beda dari sapi lainnya. Karena sapi ini bobotnya udah gede, jadi harus sering dimandikan, kandang harus selalu bersih,” jelasnya.
Editor: Rizki Audina/*