x

Pandji Pragiwaksono Sampaikan Permintaan Maaf kepada Masyarakat Toraja

2 minutes reading
Tuesday, 4 Nov 2025 09:27 0 439 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Pandji Pragiwaksono menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Toraja atas materi komedinya. Permintaan maaf ini disampaikan Pandji usai viralnya kembali potongan video yang memuat materi stand up mengenai tradisi upacara pemakaman Rambu Solo yang sakral bagi masyarakat Toraja.

Komika berusia 46 tahun itu diketahui menyampaikan materi komedinya itu dalam pertunjukan ‘Mesakke Bangsaku’ pada tahun 2013.

Permintaan maaf Pandji Pragiwaksono diunggah melalui media sosialnya. Ia mengakui kesalahannya dan mengungkapkan penyesalan yang mendalam.

“Selamat pagi, Indonesia. Terutama untuk masyarakat Toraja yang saya hormati. Dalam beberapa hari terakhir, saya menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013. Saya membaca dan menerima semua protes serta surat yang ditujukan kepada saya,” tulis Pandji di Instagram, dikutip tim redaksi, Selasa (4/11/2025).

Pandji sempat berdialog dengan Rukka Sombolinggi, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Melalui percakapan tersebut, ia menyadari betapa dalam makna dan nilai budaya Toraja yang telah ia jadikan bahan lawakan.

“Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai,” kata Pandji.

Lebih lanjut, Pandji menunjukkan keseriusannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik secara hukum negara maupun hukum adat.

“Saat ini ada dua proses hukum yang berjalan: proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian, dan proses hukum adat. Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja,” terang dia.

Dia menyatakan kesediaannya untuk difasilitasi bertemu dengan perwakilan 32 wilayah adat Toraja. Meskipun Pandji juga akan menghormati proses hukum negara jika pertemuan tersebut tidak memungkinkan dari segi waktu.

Pandji mengaku bahwa kejadian ini merupakan pelajaran penting. Ia berharap para komika di Indonesia tidak berhenti mengangkat keragaman budaya, namun dengan pendekatan yang lebih berhati-hati.

“Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan,” pungkasnya.

LAINNYA
x
error: Content is protected !!