x

Pemerintah Mendadak Izinkan Impor Beras, Kenapa?

4 minutes reading
Tuesday, 20 Dec 2022 15:06 0 111 admin

BICARAINDONESIA-Jakarta : Dengan alasan menipisnya stok di gudang Bulog, pemerintah akhirnya memberikan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Perum Bulog. Apalagi harga beras di dalam negeri terus menanjak.

Realisasinya akan dibagi bertahap, yaitu 200 ribu ton hingga akhir tahun 2022. Sedangkan, 300 ribu ton sisanya akan direalisasikan tahun depan, sebelum puncak musim panen awal 2023.

Meski ditentang petani, pemerintah menyebutkan, impor dilakukan karena harga beras sudah meroket. Ditambahkan, beras-beras impor itu dijamin tak akan mengganggu harga jual petani saat masuk musim panen nantinya.

Hanya saja, Direktur Eksekutif INDEF Ahmad Tauhid mengatakan, seharusnya impor beras bisa ditunda karena Indonesia sudah mendekati musim panen.

“Seharusnya bisa ditunda karena Januari sudah mulai panen sehingga Bulog sudah mulai nyerap gabah dari petani,” kata Ahmad Tauhid kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).

Terkait menipisnya stok beras pemerintah yang dikuasai Bulog, imbuh dia, hal itu karena keterlambatan oleh BUMN pangan tersebut.

“Pengadaan berasnya terlambat sehingga cadangan buat operasi pasar kurang,” tukasnya.

“Harga yang nggak masuk hitungan Bulog. Plus kemauan aja yang kurang, khususnya di bulan Januari dan Februari seharusnya bisa dilakukan. Paling ideal (pengadaan) Maret, April, Mei,” kata Ahmad Tauhid menjelaskan sebab rendahnya stok Bulog.

Keputusan Wajar

Sementara itu, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan pendapat berbeda.

“Impor beras ini adalah suatu tindakan yang wajar mengingat belum tercukupinya stok beras nasional, yang mengancam ketahanan pangan nasional,” kata Hasran.

“Impor juga merupakan solusi logis mengingat harga beras nasional cenderung masih lebih mahal dibandingkan di pasar internasional, termasuk di beberapa negara tetangga seperti Filipina dan Thailand,” tambahnya.

Hanya saja, imbuh dia, langkah pemerintah memutuskan impor kali ini mendadak dan justru merugikan Indonesia.

“Impor yang dilakukan secara mendadak dan reaktif sebenarnya juga merugikan Indonesia. Karena dari segi harga, beras yang didapat lebih mahal dibandingkan dengan impor yang dilakukan secara terencana,” pungkas Hasran.

Seperti diketahui, saat ini beras impor mulai masuk ke Indonesia.

“Hari ini Bulog mendapat tambahan cadangan beras pemerintah (CBP) 10.000 ton. Kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba, 5.000 ton di Tanjung Priok dan 5.000 ton di Merak. Dan, secara terus menerus akan terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar yang sudah antre sandar”, kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat memantau pembongkaran beras impor di Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Terkait harga, kata dia, pihaknya membeli dengan harga Rp8.800 per kg. Dan, akan dijual dengan harga Rp8.300 per kg di dalam negeri.

“Itu harga internasional harus kita ikuti dan kita beli. Tipe ini karena broken-nya hanya 4-5 % ya mungkin kalau disini harganya Rp 11 ribu tapi jangan khawatir Bulog akan melepasnya di Rp 8.300,” kata Buwas.

Produksi Aman

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim saat ini dalam posisi aman.

“Produksi kita sesuai perencanaan, sangat optimal. Di atas 10,42 juta ha dan produksinya sangat maksimal. Kalau pun sekarang , itu memang pertanian ada waktu-waktu musim panennya. Sekarang ini, Oktober-Desember waktunya musim tanam, bukan panen. Nanti panen Februari-Maret,” kata Syahrul.

“Neraca pangan semua termasuk beras sangat aman. Bahwa ada pikiran lain, mungkin ada pertimbangan yang menyangkut kepentingan negara. Stok aman, lihat data BPS. Kalau nggak, cek data standing crop yang sudah dilegitimasi oleh para pakar dan perguruan tinggi. Kita kan sudah sepakat data BPS itu data kita pakai, data negara,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor beras ini bukan keinginan Bulog melainkan hasil keputusan 2 kali Rakortas. Dalam rangka penambahan stok cadangan beras pemerintah guna menjaga stabilitas harga di pasaran.

“Jika diperlukan beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru sehingga tidak ada gejolak harga” kata Arief.

Senada, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menambahkan, harga beras saat ini tengah meroket.

“Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup. Tapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk Operasi Pasar makin berkurang sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini,” kata Zulkifli Hasan.

Disebutkan, posisi stok beras di Bulog (per 16 Desember 2022) tercatat hanya 295.337 ton (59,76%) beras cadangan pemerintah (CBP/ medium) dan sebanyak 198.865 (40,24%) beras komersial. Jauh dari target pemerintah 1,2 juta ton di akhir tahun 2022.

Editor : Tyan/CNBCIndonesia

LAINNYA
x