x

Proyek Pedestrian Wisata Gua Togindawa Gunungsitoli Terendus Jadi Ajang Korupsi

2 minutes reading
Saturday, 22 Aug 2020 08:56 0 124 admin

BICARAINDONESIA-Gunungsitoli : Sebagai salahsatu andalan dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membantu masyarakat disekitarnya, Pemerintah Kota Gunungsitoli terus melakukan pembangunan lokasi destinasi wisata disejumlah kawasan.

Hal itu pula yang tergambar dalam proyek
penataan jalur pedestrian Wisata Gua Togindawa di Desa Lolowonu Niko’otano, Gunungsitoli sepanjang 500 meter. Bahkan untuk pengerjaan proyek bernilai Rp910 juta lebih itu, dikuncurkan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemenpar melalui Dinas Pariwisata Kota Gunungsitoli Tahun 2020.

Tapi belakangan, aroma korupsi dibalik proyek itu justru mulai tercium. Indikasi itu muncul bukan hanya dari pengerjaan yang terkesan asal jadi, namun diduga kuat bahan material yang digunakan juga tidak sesuai spesifikasi proses perencanaan.

Pantauan dilapangan, terlihat pula beberapa batang pohon karet dan kayu sembarang tidak ditebang dan dijadikan sebagai penyanggah bangunan. Begitu juga papan informasi proyek tidak terpasang.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pariwisata Kota Gunungsitoli Thesa Binsafat Harefa, ST berdalih, skema pembangunan jalur pedestrian wisata Gua Togindawa itu, memang tidak merobah bentuk struktur lokasi dengan mempertahankan kealamiahnya.

“Sebisa mungkin kita mempertahankan kondisi alam saat ini, bukan berarti opsi kegiatan tidak dilaksanakan,” kilah Thesa Binsafat Harefa saat dijumpai dilokasi, Sabtu (22/8/2020).

Dia juga mengaku, batu alam yang sudah ada tetap dipertahankan untuk dijadikan pondasi karena kondisi batu dilokasi proyek tersebut sudah tertata dan menyatu dengan tanah.

“Perlu kami jelaskan bahwa fungsi pondasi ini sudah bisa tahan artinya kalaupun ada batu yg bisa dijadikan pondasi maka kita sarankan rekanan untuk tidak membongkar. Kondisi batu ini sebenarnya sudah kompak dan menyatu dengan tanah sehingga jangan sampai mengganggu,” jelasnya.

Kata Thesa, pekerjaan pedestrian sudah sesuai perencanaan meski ia tetap mengakui tidak sama persis mengingat kondisi tanah cukup curam dan bergelombang yang dipenuhi bebatuan dan tanaman besar.

“Pelaksanaan pekerjaan pedestrian ini sudah sesuai perencanaan cuma tidak sama persis. Perlu digaris bawahi dengan kondisi sekarang ini memang bukan berada ditanah datar dan landai. Ini justru berada di daerah curam, bergelombang dan konstruksi tanahnya dipenuhi dengan batu ditambah tanaman yang sudah besar,” sebutnya.

Terkait papan informasi yang belum dipampangkan dilokasi, Thesa Binsafat Harefa juga beralasan karena lokasi proyek terlalu jauh.

“Ini menjadi catatan bagi kami dan sudah kami ingatkan rekanan untuk segera dipasang. Mungkin ini karena lokasinya terlalu jauh karena papan informasi ini menjadi sebuah merek sebuah proyek untuk tidak menimbulkan sebuah pertanyaan,” pungkasnya.

Penulis : Ega
Editor : Yudis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x