x

Terus Bertambah, Korban Tewas Sekte “Kelaparan Demi Masuk Surga” di Kenya Jadi 98 Orang

2 minutes reading
Thursday, 27 Apr 2023 17:31 0 155 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Sekte kelaparan di Kenya memakan korban lagi. Kini jumlah yang tewas menjadi 98 orang, sedangkan ratusan orang lainnya masih hilang.

Warga Kenya terkejut dengan temuan puluhan mayat yang terkubur di hutan Shakahola dekat Kota Pesisir Malindi. Pemimpin sekte Paul Mackenzie Nthenge dituduh membuat para pengikutnya mati dengan mengabarkan bahwa kelaparan adalah satu-satunya jalan menuju surga.

AFP, Kamis (27/4/2023), melansir bahwa kisah mengerikan yang dijuluki “Pembantaian Hutan Shakahola” ini telah mendorong seruan untuk tindakan keras terhadap kelompok-kelompok keagamaan di negara yang sebagian besar beragama Kristen itu.

“Kami memiliki banyak tantangan hari ini dengan hujan, tetapi pada akhirnya kami mengeluarkan delapan mayat,” kata seorang sumber polisi kepada AFP, sehingga totalnya menjadi 98 mayat.

Di Rumah Sakit Malindi yang dikelola negara, kamar mayat sudah melebihi kapasitas dengan puluhan mayat. Kerabat keluarga sangat ingin tahu apakah orang-orang yang mereka cintai telah ditemukan.

Hassan Musa, seorang pejabat Palang Merah Kenya, mengatakan kepada AFP bahwa 311 orang, termasuk 150 anak di bawah umur, telah dilaporkan hilang kepada staf pendukungnya di Malindi.

“Kita berbicara tentang orang-orang yang kebanyakan dari Kenya, tetapi juga dari Tanzania dan Nigeria. Beberapa telah hilang selama bertahun-tahun,” tutur Musa.

“Kami tidak tahu berapa banyak lagi kuburan dan mayat yang kemungkinan akan kami temukan,” kata Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki kepada wartawan.

Dia menambahkan, kejahatan tersebut cukup serius untuk menuntut tuduhan terorisme terhadap Nthenge. Sebagian besar yang tewas adalah anak-anak, menurut tiga sumber yang dekat dengan penyelidikan.

Hussein Khalid, Direktur Eksekutif Kelompok Hak Asasi Haki Afrika, yang memberi tahu polisi tentang kegiatan Nthenge, mengatakan kepada AFP bahwa gereja Good News International Church pimpinan Nthenge tampaknya mengharuskan anak-anak kelaparan terlebih dahulu, diikuti oleh kaum wanita, dan akhirnya kaum pria.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x