x

Ciko Si Orangutan, Dilepasliarkan di Hutan Lindung Sungai Lesan Kaltim

2 minutes reading
Monday, 25 Oct 2021 10:47 0 110 admin

BICARAINDONESIA-Kaltim : Satu individu Orangutan Morio (Pongo Pygmaeus Morio), dilepaskanliarkan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim), bersama Centre for Orangutan Protection-Borneo Orangutan Rescue Alliance (COP-BORA) dan Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi (KPHP) Berau Barat-Dinas Kehutanan Kaltim serta dengan dukungan masyarakat desa Lesan Dayak, di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan yang terletak di Kabupaten Berau, Kaltim, Kamis, 21 Oktober 2021 lalu.

Orangutan bernama “Ciko” itu merupakan orangutan jantan dewasa yang diperkirakan berusia diatas 20 tahun. Dengan bobot  tubuh 70-80 kg, sebelumnya orangutan ini diamankan oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalimantan Timur, ketika Tim sedang melakukan kegiatan bersama penanganan keberadaan buaya muara di beberapa kolam pengendapan sekaligus pemantauan populasi orangutan yang berada di areal PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Sebelumnya, beberapa kali juga telah dilaporkan mengenai keberadaan orangutan yang muncul dari arah areal reklamasi tambang dan berkeliaran di sekitar area workshop.

Setelah melakukan kaji cepat dengan mempertimbangkan bahwa pergerakan orangutan berada pada pusat aktivitas pekerja yang beresiko tinggi menimbulkan konflik dengan manusia, maka tim memutuskan untuk melakukan upaya pengamanan lebih lanjut yakni rescue dan translokasi.

Pemantauan awal oleh dokter hewan BKSDA Kalimantan Timur menunjukkan bahwa Ciko dalam kondisi sehat dan memiliki perilaku liar bahkan sempat menunjukkan kekuatannya dengan menjebol pintu kandang transfer aluminium yang digunakan untuk memindahkannya dari lokasi menuju kandang transit. Kondisi tersebut menjadi dasar pertimbangan bahwa Ciko dapat segera dilepasliarkan ke lokasi yang lebih aman.

Kepala BKSDA Kaltim, Ivan Yusfi Noor setelah melakukan pelepasliaran orangutan Ciko menyampaikan bahwa kegiatan penyelamatan, pemindahan dan pelepasliaran orangutan, sebenarnya merupakan pilihan terakhir dalam pengelolaan konflik antara manusia dengan satwa liar khususnya orangutan.

“Ke depan kami sedang menyusun konsep bersama para pihak untuk mengembangkan pola-pola adaptasi untuk mengelola populasi satwa liar khususnya orangutan pada berbagai lanskap baik pada areal perkebunan, pertambangan maupun hutan industri,” kata Ivan dalam rilis tertulisnya, Senin (25/10/2021).

Ivan menjelaskan bahwa konsep koeksistensi orangutan pada berbagai lanskap tersebut diharapkan mampu meretas tantangan dan kendala upaya-upaya konservasi orangutan di Kalimantan Timur yang populasinya cukup banyak berada di luar kawasan konservasi.

“Kerja kolektif yang panjang serta proses-proses yang kompleks harus ditempuh dalam rangka penyelamatan orangutan agar dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik di habitat alaminya,” pungkasnya.

Editor : Yudis/rilis

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x