Banjir Melanda Bolaang Mongondow Utara, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

BICARAINDONESIA-Jakarta : Jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh akibat terendam banjir, pada Kamis (14/3/2022). Banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) kurang lebih 45 sentimeter dan berarus deras itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (13/4/2022), pukul 13.30 WITA dan menyebabkan peningkatan debit aliran air sungai hulu.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, tercatat sebanyak 116 unit rumah yang ditinggali 116 KK terdampak banjir dengan TMA 70-100 sentimeter. Satu unit rumah dilaporkan mengalami rusak berat setelah terdampak banjir tersebut.

Read Also

2 year ago

Gempa Gempa M 5,1 Guncang Enggano Bengkulu

132 Ika Lubis

“Hingga saat ini, banjir telah merendam empat desa yang meliputi Desa Binuanga, Desa Saleo 1, Desa Saleo 2 dan Desa Nunuka di Kecamatan Bolangitang Timur,” ujar Muhari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/4/).

Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat.

Sementara itu, hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Utara hingga Jumat (15/4). Hal itu sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Read Also

3 year ago

Gempa M 4,9 di Kupang, Tak Berpotensi Tsunami

131 Ika Lubis

Menyikapi hal itu, Muhari mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

“Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air,” katanya.

“Selain itu juga monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala,” tambah Muhari.

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi.