x

Efek Program Stunting Pemerintah, Bayi di Medan Diduga Jadi Korban Malapraktik  

3 minutes reading
Wednesday, 15 Mar 2023 17:00 0 115 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Diduga akibat mengikuti program stunting pemerintah, seorang bayi di Kota Medan yang masih berusia dua hari, menjadi korban dugaan malapraktik.

Tak terima atas kondisi tersebut, ayah sang bayi pun akhirnya menempuh jaluf hukum, melaporkan kasus tersebut ke Polda Sumatera Utara.

Sementara, Ibu bayi, Asriyani Syahfitri pun kini kondisinya juga sakit di bagian perut setelah melahirkan secara caesar pada Rabu 8 Maret 2023 sekitar pukul 16.20 WIB.

Ibnu Sajaya Hutabarat (25), ayah bayi malang tersebut mengisahkan, awal kejadian bayinya diduga menjadi korban malapraktik program stunting pemerintah di Rumah Sakit Umum Mitra Medika, Jalan Sisingamangaraja Medan.

“Awalnya saya oleh perawat ditawari program pemerintah skrining atau hipoteroid untuk cek stunting dan keterbelakangan mental anak. Itu pada Rabu 8 Maret, sekitar waktu magrib ke isya, dan ke saya diajukan form persetujuan atau menolak,” ujar Ibnu, Rabu malam (15/3/2023).

Tawaran perawat rumah sakit umum Mitra Medika itupun tidak langsung diterima oleh Ibnu. Warga Jalan Pelajar Medan ini minta waktu untuk membicarakannya dengan keluarganya.

Sehari kemudian, persisnya Kamis (9/3/2023) sekitar pukul 15.30 WIB, Ibnu kembali dipanggil ke ruangan bayi dan bertemu dengan perawat, perihal program stunting pemerintah. Karena katanya dijamin tidak beresiko, akhirnya Ibnu menerima tawaran program stunting pemerintah tersebut.

“Setelah katanya tidak ada resiko apa apa, dan SOP serta mekanismenya hanya pengambilan sampel darah, seperti cek gula darah dan cek golongan darah, hanya menyucuk jarum ke tumit bayi ku untuk ambil sedikit darahnya, aku tanda tangan form persetujuan itu,” kata Ibnu.

Pengambilan sampel darah dari tumit bayi pun dilakukan pada Jumat sore (10/3/2023).

“Katanya program ini bisa dilakukan setelah 2 x 24 jam, atau setelah 2 hari kelahiran paling cepat, dan paling lama 5 hari setelah lahir. Tapi sekitar magrib, aku lihat kaki anak ku sudah dibalut kain kasa,” jelas Ibnu, Anggota Bakomstra Partai Demokrat Sumut tersebut.

Rasa khawatir bercampur cemas pun muncul di benak kepala Ibnu. Bayinya yang lahir operasi dalam kondisi sehat dan sempurna, dengan berat badan 2,9Kg, itu kini di telapak kaki sebelah kanannya terbalut perban.

Kekhawatiran Ibnu akhirnya terjawab setelah program stunting pemerintah yang ditawarkan pihak rumah sakit Mitra Medika telah membuat telapak kaki bayinya cedera berwarna merah membara.

“Di situ aku panik sekali, pas melihat telapak kaki anak ku berubah berwarna merah darah, aku tanya sama perawat tetapi jawaban mereka satupun tak memuaskan. Anak ku terlihat gelisah gitu, macam kesakitan. Jujur aku panik, baru beberapa hari lahir anak ku itu, awalnya cantik kok bisa begini. Sampai besoknya pun aku tak puas dengan jawaban pihak rumah sakit,” kata Ibnu.

Setelah berdiskusi dengan keluarga, lanjut Ibnu, akhirnya diputuskan untuk membuat laporan ke polisi. Didampingi pengacara Siti Junaida Hasibuan SH, MKn, laporan Ibnu diterima Polda Sumut dengan bukti laporan nomor: STTLP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumut, tertanggal 14 Maret 2023.

Siti Junaida Hasibuan SH, MKn, kuasa hukum Ibnu Hutabarat mengatakan, kasus yang menimpa bayi kliennya ini harus menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah, karena program stunting yang ditawarkan pihak rumah sakit umum Mitra Medika Medan telah mengakibatkan bayi kliennya menderita.

“Saya minta Polda Sumut kerja cepat menindaklanjuti laporan klien saya, agar pemerintah pusat dan daerah segera mengetahui adanya kasus dugaan malpraktek akibat program stunting pemerintah ini,” kata Siti.

Editor : Yudis/*

LAINNYA
x