x

Kembali Bikin Sensasi, Edy Rahmayadi Jewer dan Usir Pelatih Biliar

3 minutes reading
Tuesday, 28 Dec 2021 11:48 0 116 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Medan : Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, kembali bersensasi dan menjadi buah bibir, setelah aksinya mempermalukan pelatih Biliar tim PON Sumatera Utara, Khairuddin Aritonang.

Khairuddin Aritonang dipermalukan di depan ratusan orang atlet dan pelatih yang berpartisipasi dalam PON Papua beberapa waktu lalu.

Dalam video yang beredar, Edy Rahmayadi yang berpidato di depan memanggil Khairuddin Aritonang ke depan karena tidak bertepuk tangan saat dia berpidato.

Bahkan, Edy Rahmayadi menjewer dan mengusirnya dari acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, yang diselenggarakan di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur di Medan, Senin (27/12/2021).

Kejadian tersebut bermula saat Edy tengah memberi kata sambutan. Dia mengaku senang dengan prestasi kontingen Sumut pada ajang PON Papua lalu.

Apalagi, PON mendatang akan diselenggarakan di Sumut dan Aceh. Edy ingin agar Sumut kembali berjaya dan diperhitungkan di dunia olahraga.

“Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil,” kata Edy yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

Edy kemudian melanjutkan beberapa kata motivasinya, yang juga selalu diiringi oleh tepuk tangan hadirin. Hingga suatu momen, Edy melihat Coki tidak ikut bertepuk tangan karena tertidur.

“Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?” tanya Edy sembari menunjuk ke arah Coki.

Edy lantas memanggil Coki ke panggung. “Atlet apa kau?” tanya Edy lagi. Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. “Tak cocok kau jadi pelatih,” kata Edy.

Dia kemudian menjewer kuping Coki. Para altet dan pelatih yang hadir di sana, sebagian besar tertawa. Namun suasana langsung berubah hening saat Edy mengusir Coki keluar dari aula. “Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini,” tegas Edy.

Coki yang diusir langsung angkat kaki meninggalkan dari ruangan, sementara Edy melanjutkan sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar. “Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi),” tuturnya.

Adapun total bonus yang diserahkan tersebut adalah Rp 11,1 miliar. Edy menyebutkan, bonus yang diberikan merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut di level nasional.

Ada 148 orang yang mendapat bonus tersebut, yakni para atlet dan pelatih dari cabang olahraga peraih medali di PON Papua. Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu pada ajang yang berlangsung Oktober lalu itu.

Masing-masing atlet peraih medali emas mendapatkan bonus sebesar Rp 250 juta, perak Rp 125 juta dan perunggu Rp 75 juta. Sedangkan pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp 100 juta untuk emas, Rp 75 juta perak dan Rp 50 juta perunggu.

“Totalnya Rp11,1 miliar, ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi kita harus pertanggungjawabkan ini,” tegas Edy.

Penulis / Editor : Amri Abdi

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x