x

Polisi Dinilai Lamban Tangani Pemuda Diduga Terkena Peluru Nyasar

3 minutes reading
Friday, 18 Feb 2022 05:06 0 181 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Jakarta : Fadillah Rafi (19), seorang pemuda yang tertembak peluru nyasar di Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (11/2/2022) dini hari, bermula saat dirinya hendak pulang seusai membeli kopi.

Di tengah jalan, tepatnya di depan gedung Jasa Marga, Dukuh, ada tawuran.
Rafi pun meghentikan laju motornya dan menepi. Namun, ia tiba-tiba terkena peluru nyasar.

Bagian Perut

Pengacara korban, Rusdianto, mengatakan bahwa kliennya itu memilih menepi karena tidak bisa lewat.

“Dia di sana tidak bisa lewat karena katanya ada tawuran warga, tepatnya di depan gedung Jasa Marga itu. Ya tentu dia meminggirkan motornya,” kata Rusdianto saat dihubungi, Kamis (17/2/2022).

Rusdianto mengatakan, Rafi terkena tembakan di bagian perut dan bersarang ke usus.
Rafi pun langsung dibawa temannya menuju beberapa rumah sakit dan puskesmas, tetapi ditolak.

Hanya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang akhirnya mau menerima dia.
“Akhirnya masuk ke RSCM. Langsung diambil tindakan, dioperasi mengeluarkan proyektil di dalam tubuhnya,” kata Rusdianto.

Pagi harinya, pihak Rafi kemudian membuat laporan ke Mapolda Metro Jaya. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/748/II/2022/SPKT/Polda Metro Jaya pada 11 Februari 2022.

“Polisi memang saat itu jemput bola ke RSCM. Dia hubungi dokter, ambil proyektil,” tutur Rusdianto.

Minta keadilan

Rusdianto berharap kasus kliennya segera terang benderang. Sebab, hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan kejelasan dari Kepolisian.

“Siapa pelakunya kami belum jelas, bagaimana terjadi kondisi di lapangan juga tidak jelas. Proses penanganan sangat lamban,” ujar Rusdianto.

“Tentunya hal ini berbeda ketika pihak kepolisian yang kena begal. Itu malam sudah bisa ditangkap pelakunya. Ini sudah hampir 1 minggu dan korban masih tidak sadar diri,” kata dia.

Rusdianto mengatakan, korban merupakan tulang punggung keluarga. “Korban dari keluarga tidak mampu. Ayahnya sakit, dan dia (Rafi) tulang punggung keluarga,” tutur Rusdianto.

Operasi terhadap Rafi sudah dilakukan dan biayanya sudah hampir ratusan juta rupiah.
Rusdianto menduga, peluru yang masuk ke tubuh Rafi berasal dari senjata aparat.

“Cuma kami enggak tahu secara detail. Tawurannya gimana, berapa orangnya. Terus kenapa dia bisa melepaskan peluru itu. Apakah itu sudah sesuai SOP, apa bentuk kelalaian? Saya nggak tahu. Informasi yang masuk, itu sifatnya peluru pantulan. Dugaannya itu,” kata Rusdianto.

Terkait kepemilikan senjata api, menurut Rusdianto, itu bukan hal yang sulit untuk diidentifikasi.

“Karena kita bisa memetakan siapa orang yang mempunyai kepentingan, yang memegang senjata, apalagi itu institusi negara. Toh proyektil sudah diambil, tinggal dicocokkan to?” tutur Rusdianto.

Respons Polisi

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan membenarkan adanya laporan insiden dugaan peluru nyasar yang mengakibatkan korban mengalami luka tembak.

Namun, Zulpan tidak menjelaskan secara terperinci perihal laporan tersebut.
Dia hanya mengatakan bahwa saat ini penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sedang menyelidiki dan mendalami kasus tersebut.

“Masih lidik, ditangani Ditreskrimum,” kata Zulpan, Kamis kemarin.

Penulis / Editor : *Amri

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x